Banjir di Aceh Utara. @Dok. Atjehpost |
SERATUSAN warga dan mahasiswa di Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, menghadang Bupati Muhammad Thaib atau Cek Mad, di lokasi irigasi yang terbengkalai, kawasan Desa Pucok Alue, Sabtu, 26 Oktober 2013.
Dalam penghadangan tersebut juga ikut Ketua Asosiasi Geuchik Aceh Utara (Asgara) Kecamatan Pirak Timu, Abubakar. Geuchik Abu, begitu ia akrab disapa, menyampaikan kepada bupati bahwa irigasi tersebut dibangun sejak tahun 2008.
“Tapi tidak ada kelanjutan, makanya sampai sekarang terbengkalai. Akibatnya saat musim hujan, air meluap ke pemukiman penduduk. Banjir juga menyebabkan (padi) masyarakat gagal panen,” kata Geuchik Abu yang juga Geuchik Pucok Alue kepada ATJEHPOSTcom melalui telpon seluler seusai menghadang rombongan bupati.
Gagal panen, kata Geuchik Abu, merugikan masyarakat. Padahal, masyarakat butuh pendapatan untuk biaya hidup. “Pajan maju daerah nyoe nye rakyat deuk, pruet kosong (daerah ini tidak akan maju kalau rakyat lapar, perutnya kosong),” ujarnya.
Menurut dia, sepanjang lebih kurang 9 kilometer lahan dari Reungkam ke Pucok Alue yang telah dibebaskan oleh pemerintah, telah ditimbun dan dikeruk untuk pembangunan irigasi.
“Tapi sekitar 3 kilometer lagi dari Meunje Tujoh ke Pante, arah Paya Bakong, lahannya belum dibebaskan, sehingga irigasi terbengkalai. Menurut penjelasan bupati kepada masyarakat, pembebasan lahan itu terganjal aturan baru,” kata Geuchik Abu.
Pemerintah desa dan masyarakat setempat, kata Geuchik Abu menilai penjelasan bupati Aceh Utara tidak logis. “Tidak masuk akal, karena bupati punya kewenangan terhadap daerahnya. Yang dibutuhkan komitmen dan ketegasan untuk membangun daerah supaya masyarakat tidak dirugikan akibat irigasi terbengkalai,” ujarnya.
Berdasarkan catatan ATJEHPOSTcom, Bupati Cek Mad dalam berbagai kesempatan menyatakan akan memprioritaskan pembangunan irigasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani di kabupaten ini.[]
Sumber: http://atjehpost.com