Ilustrasi |
"Ya Alhamdulilah, petani sekarang mulai bisa lega mengelus dadanya. Sebab, harga kakao sejak sepekan terkahir ini mulai mahal. Untuk kakao kering yang dijual petani kepada pengepul, yaitu dijual dengan harga Rp 23 ribu untuk perkilonya," demikian yang dibenarkan oleh salah seorang pengepul kakao di Gampong Blang Lhoksukon, Muzakir (38).
Sebelumnya, kata Muzakir, harga kakao jauh lebih murah daripada harga yang saat ini sedang melambung. "Sebelumnya harga kakao kering yang kita terima dari petani yaitu Rp 10 sampai 15 ribu perkilonya. Kini harganya sudah mahal yang mana Rp 23 ribu perkilonya. Sedangkan untuk kakao yang kondisinya setengah kering, petani jual kepada kita dengan harga Rp 15 ribu perkilonya. Harga tersebut sudah termasuk mahal dibandingkan harga sebelumnya yang hanya Rp 10 ribu perkilonya," jelas Muzakir.
Tak hanya Muzakir, sejumlah pengepul lainnya di kecamatan Paya Bakong dan Cot Girek juga mengaku hal yang sama saat ditemui The Globe Journal. "Sama seperti di Lhoksukon, kakao yang kami beli dari petani harganya Rp 23 ribu perkilo. Petani tampaknya mulai sedikit lega dengan harga kakao yang sejak sepekan ini mulai melambung. Bahkan dalam seminggu, kami pengepul disini bisa mendapatkan satu ton kakao yang dijual petani ke sejumlah pengepul," kata Herman (41), salah seorang pengepul di Cot Girek.
Kakao yang dijual para petani kepada pengepul, kata Muzakir dan Herman, akan dibawa ke Medan setiap seminggu sekali. Untuk di Medan sana, harga kakao dijual oleh pengepul dengan harga Rp 25 ribu perkilonya. "Cuma dapat untung dua ribu kita jual ke medan. Kita beli dari petani Rp 23 ribu, dan kita jual ke Medan Rp 25 ribu perkilonya," jelas Herman.
Para pengepul di tiga kecamatan itu berharap agar harga kakao tetap stabil supaya para petani tetap bisa lega dan gembira.
Sumber: http://www.theglobejournal.com