Lhoksukon – Bantuan kepada korban banjir di Aceh Utara dirasakan sangat minim, seperti di Paya Bakong. Hal tersebut diungkapkan oleh Forum Interkasi Mahasiswa Paya Bakong (FIMA), Juliadi kepada The Globe Journal, Jum’at, (18/10/2013).
“Di Kecamatan Paya Bakong sangat minim bantuan dan penyaluran pun tidak merata ini terkesan terabaikan, kami sangat berharap Pemerintah Aceh Utara agar segera menyalurkan bantuan secara merata dan langsung diberikan ke warga yang dilanda musibah dan diawasi langsung, posko- posko pengungsian pun sangat minim bantuannya, padahal Desa Meria, Desa Pante dan Desa Jok merupakan Desa terparah di Kecamatan Paya Kakong,” ungkap Juliadi.
“Mekanisme penayaluran bantuan kepada perangkat Desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara belum menyediakan tempat penggungsian, khususnya 3 desa terparah itu. Ada sebagian masyarakat lari ke kampung tetangga karna tidak ada fasilitas pengungsian yang jelas seperti di kecamatan Matang Kuli,” tambah Juliadi.
Menurut data dari FIMA, jumlah Desa yang dilanda banjir di Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara sebanyak 233 KK dan 1.113 Jiwa.
Adapun rinciannya Desa Jok 45 KK, 272 jiwa, Desa Pante 41 KK, 162 jiwa, Desa Tanjoeng Brunyong 1 KK, 5 jiwa, Desa Meunye Seulemak 7 KK, 33 jiwa,Desa Meuria Seuleumak 15 KK, 70 jiwa, Desa Nga 53 KK, 165 Jiwa, Desa Alue Bieng 36 KK, 225 jiwa, Desa Blang Pante 3 KK, 23 jiwa, Desa Paya Meudru 1 KK, 8 jiwa, Desa Buket Guru 20 kK, 120 jiwa, Desa Alue lhok 11 KK, 30 jiwa.
Sumber: http://theglobejournal.com/