LHOKSUKON – Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Kecamatan Paya Bakong Aceh Utara mendesak Pemkab setempat untuk mempercepat proses pembangunan waduk Krueng (sungai, red) Keureuto di kecamatan tersebut, sehingga kawasan itu terbebas dari banjir. Waduk ini juga bisa menjadi sumber air bagi petani. “Bila musim hujan, kawasan kami sangat rawan banjir. Bahkan beberapa pekan yang lalu kawasan kami yang tidak pernah banjir, juga ikut terendam. Selain itu,  bukan hanya Paya Bakong yang rawan banjir,  tapi juga sejumlah kecamatan lain,” kata  Wakil Ketua Fima Paya Bakong Juliadi, dalam siaran pers yang diterima Serambi,  kemarin.

Menurut dia, banjir bukan  hanya merendam rumah warga, tapi juga merusak infrastruktur.  Namun, pihaknya berharap pembangunan dilakukan secara transparan. “Kami juga minta supaya Pemkab transparan nantinya dalam pembangunan waduk, mulai dari pembebasan lahan,  hingga pembangunan fisiknya,” pintanya.

Sementara itu,  Wakil Bupati Aceh Utara Drs Muhammad Jamil MKes kepada Serambi mengakui bahwa pembangunan waduk Krueng Keureto tersebut cukup mendesak. Ini untuk mengantisipasi banjir yang sering terjadi di empat kecamatan baru-baru ini. Pihaknya menargetkan, pembangunan waduk dengan dana Rp 1,3 triliun bersumber dari APBN.

Dikatakan wakil bupati,  pihaknya sedang membahas pembebasan lahan, karena luas lahan yang digunakan untuk pembangunan waduk tersebut mencapai 1.200 hektare. Pemkab  juga telah menyampaikan rencana pembangunan itu ke pemerintah pusat pada 2011. “Kita berharap pembangunan waduk itu bisa dimulai pada 2014 mendatang, setelah pembebasan lahan selesai,” katanya seraya menambahkan, jika tak ada kendala,  proses pembangunan waduk itu bisa selesai dalam waktu empat tahun. (c37)

Sumber: http://aceh.tribunnews.com