Almarhum M Juwaini (46) saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe, Sabtu, 31 Maret 2012, lalu. Warga yang beralamat di Gampong Ceumeucet, Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara, ini sekitar pukul 19.15.00 WIB dikeroyok oleh sekelompok orang didepan kantor PA di Cot Seutui Kemukiman Beureughang karena menjadi tim sukses mantan anggota GAM Misbahul Munir alias Rahul yang mencalonkan diri Bupati Aceh Utara dalam Pilkada 2012 lalu, melalu jalur independen yang sangat ditentang oleh Partai Aceh .| Foto: www.acehtraffic.com | |
KUTA MAKMUR (Waspada): Pada Kamis (6/2) sekira pukul 01:30, M
Yuwaini, 47, Ketua Partai Nasional Aceh (PNA) Kecamatan Kuta Makmur,
Aceh Utara tewas setelah diduga di aniaya dua pria pengendara sepeda
motor RX King warna merah di warung kopi di Gampong Langkuta, kecamatan
setempat. M Yuwaini menghembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan
menuju RS PMI Aceh Utara di Lhok seumawe.
Hal tersebut disampaikan Misbahul Munir,Ketua Partai Nasional Aceh
(PNA) Kabupaten Aceh Utara, Kamis (6/2) usai pemakaman jenazah M Yuwaini
di Gampong Ceumeucet, Kuta Makmur pukul 13:30.
Misbahil Munir kepada wartawan mengaku kenal dengan pelaku penganiayaan. Ditanya tentang hasil visum, Misbahul Munir kepada wartawan mengaku kurang memahami apa yang dilakukan dokter, karena keinginan dokter, untuk visum jenazah korban harus dibedah.
"Keinginan dokter tidak dapat dipenuhi mengingat jenazah harus segera di kebumikan sesuai dengan anjuran Islam. Begitu pun, dia sempat melihat sekilas luka pada bagian tubuh almarhum yaitu di bagian kaki dan memar di bagian kepala.
Saksi juga mengatakan, dua pria itu datang ke lokasi kejadian dengan mengendarai sepeda motor RX King warna merah,” kata Misbahul Munir mengutip kalimat saksi.
Terkait meninggalnya Yuwaini akibat pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan orang tak dikenal, Misbahul Munir mengatakan, pihaknya akan melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Aktivis mahasiswa Aceh Utara menilai penganiayaan Ketua DPC PNA Kuta Mahmur hingga tewas serta berbagai aksi kekerasan terkait Pemilu 2014, telah mencoreng nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.
Juliadi, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Malikus saleh (Unimal) Lhok seumawe, Jumat (7/2) menyebutkan, pihaknya mencatat dalam beberapa bulan terakhir, terjadi belasan kasus kekerasan antar partai politik (parpol) di Aceh Utara.
Di antaranya, pembakaran mobil, penganiayaan, bahkan pengeroyokan yang menyebabkan korban tewas.FIMA mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas tindakan yang terjadi selama ini.
“Kami mendesak pihak kepolisian mengusut semua kasus di Aceh sampai tuntas,” tegasnya. (b18/b15)
Misbahil Munir kepada wartawan mengaku kenal dengan pelaku penganiayaan. Ditanya tentang hasil visum, Misbahul Munir kepada wartawan mengaku kurang memahami apa yang dilakukan dokter, karena keinginan dokter, untuk visum jenazah korban harus dibedah.
"Keinginan dokter tidak dapat dipenuhi mengingat jenazah harus segera di kebumikan sesuai dengan anjuran Islam. Begitu pun, dia sempat melihat sekilas luka pada bagian tubuh almarhum yaitu di bagian kaki dan memar di bagian kepala.
Saksi juga mengatakan, dua pria itu datang ke lokasi kejadian dengan mengendarai sepeda motor RX King warna merah,” kata Misbahul Munir mengutip kalimat saksi.
Terkait meninggalnya Yuwaini akibat pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan orang tak dikenal, Misbahul Munir mengatakan, pihaknya akan melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Aktivis mahasiswa Aceh Utara menilai penganiayaan Ketua DPC PNA Kuta Mahmur hingga tewas serta berbagai aksi kekerasan terkait Pemilu 2014, telah mencoreng nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.
Juliadi, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Malikus saleh (Unimal) Lhok seumawe, Jumat (7/2) menyebutkan, pihaknya mencatat dalam beberapa bulan terakhir, terjadi belasan kasus kekerasan antar partai politik (parpol) di Aceh Utara.
Di antaranya, pembakaran mobil, penganiayaan, bahkan pengeroyokan yang menyebabkan korban tewas.FIMA mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas tindakan yang terjadi selama ini.
“Kami mendesak pihak kepolisian mengusut semua kasus di Aceh sampai tuntas,” tegasnya. (b18/b15)
Redaksi: Safrizal
Sumber: http://waspadamedan.com