English Arabic
Home » , , , » Tragis Alih Fungsi PT Arun, Pertagas Lebih Concern Medan, Komunitas Lokal Nonton

Pekerja Pipa Gas Pertagas di Lhokseumawe
Foto Isbahannur | acehbaru.com
 Buruh kasar harian (Outsorsing) PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) Sedang menyiapkan lubang tumbuk dibawah jalan Nasional Banda Aceh – Medan, di Simpang Line Pipa Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Kamis, 13 Februari 2014, sore.

acehbaru.com | Aceh Utara – Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas/NGL) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit/FSRU) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu ditargetkan selesai akhir tahun 2014 ini.
 
Dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT ARUN tersebut, seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga Kerja terminal penyimpanan Gas yang mencapai 4.000 orang “Luar biasa bukan?”.

PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) di targetkan rampung Desember 2014.

PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.

Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.

Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas “semisal Aceh Timur?”.

“Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” Katanya seperti yang dilansir Okezone.com, Rabu 13 Maret 2013, lalu.

Dalam diskusi Open Access untuk Keberlangsungan Industri Dalam Negeri” di Jakarta itu PT Pertamina Gas (Pertagas) menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia pasokan gas.

Presiden Direktur Pertagas Gunung Sardjono Hadi mengatakan pasokan gas untuk industri Medan akan siap pada 2014. Sehingga, pihaknya meminta agar industri tidak terburu-buru merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain.

“Kan yang saya dengar banyak industri yang mau relokasi. Saya meminta agar menahan dulu, saya sudah katakan kepada Pertagas Niaga agar di-sounding bahwa 2014 gas sudah siap, jadi jangan buru-buru relokasi,” begitu Kata Gunung, di bisnis.com.

Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga  350 km.

“Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari poin A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” Tulis bisni.com.

Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).

“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.

Komitmen dan janji Gunung itu sudah berjalan di Aceh. Kedua perusahaan tersebut juga sudah mulai merekrut Tenaga Kerja lokal. Namun ironisnya implementasi memprioritaskan tenaga local justru sebaliknya, benar kata Gunung mereka  sangat concern terhadap Medan.

Betapa tidak, kedua Perusahaan tersebut disepanjang aliran pemasangan pipa lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar. Padahal menurut data BPS Aceh Utara, angka penganguran di Aceh Utara khususnya, Pada Agustus 2013 tingkat penganguran mencapai 17,97 persen atau 42,431 orang dan angka tersebut merupakan peringkat pertama Kabupaten berpengangguran di Aceh, selain itu angka kemiskinan mencapain 21,34 persen dari jumlah penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, “Apakah ini lumbung gas tidak menjadi concern Pertagas” Kata Juliadi, 14 Februari 2014, dinihari.

Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya: Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujongg Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe, pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.

Lain hal PT Citra Panji Manunggal (PT CPM), telah menutup Rekrutmen tenaga kerja, sesuai dengan Pengumuman yang di tempelkan di Kantor Cunda Lhokseumawe.

Padahal Putra/Putri Aceh Utara dan Lhokseumawe sangat banyak Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun tenaga Skill tidak dapat diandalkan oleh kedua perusahaan tersebut. Persoalan saat ini tidak diopen, hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai buruh kasar harian. “kembali lagi buya krueng teudong-dong buya tamoeng meuraseuki” Kata Ketua FIMA.

Seharusnya kehadiran perusahaan tersebut bisa mengurangi angka pengangguran di Aceh Utara –Lhokseumawe atau daerah lain sepanjang aliran pipa, tapi masyarakat hanya dijadikan sebagai penonton setia.

Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong sangat mengkhawatirkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan kecemburuan sosial yang timbul dikalangan stakeholder eksternal. Mereka khawatir timbulnya konflik baru di Aceh. Apalagi terhadap tenaga kerja luar Aceh dan terhadap kedua perusahaan tersebut.

Seperti yang terjadi di Aceh Timur akibat tidak melibatkan perusahaan local dalam pengadaan alat maupun direkrut menjadi tenaga kerja puluhan mantan anggota GAM yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh dan masyarakat  kabupaten Aceh Timur melakukan aksi demonstrasi ke kantor PT.Citra Panji Manunggal (CPM). Sabtu 1 Februari 2014, lalu.

“Preman that ka awaknyan, hana meu en lapor –lapor lakukan pekerjaan di daerah ini, (berani sekali mereka seperti preman, nggak men lapor-lapor)” Ujar Nasruddin aktivis dari Forum Rakyat Miskin. Pada aksi ini, acehbaru.com tidak mendapatkan konfirmasi, sehingga Humas perusahaan tersebut “ribut dikolom komentar”, namun setelah dikirim beberapa pertanyaan mereka memilih diam tanpa memberi jawaban. | iha | isb | Foto: Isbahannur |
acehbaru.com | Aceh Utara – Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas/NGL) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit/FSRU) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu ditargetkan selesai akhir tahun 2014 ini.
Dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT ARUN tersebut, seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga Kerja terminal penyimpanan Gas yang mencapai 4.000 orang “Luar biasa bukan?”.
PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) di targetkan rampung Desember 2014.
PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.
Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.
Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas “semisal Aceh Timur?”.
“Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” Katanya seperti yang dilansir Okezone.com, Rabu 13 Maret 2013, lalu.
Dalam diskusi Open Access untuk Keberlangsungan Industri Dalam Negeri” di Jakarta itu PT Pertamina Gas (Pertagas) menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia pasokan gas.
Presiden Direktur Pertagas Gunung Sardjono Hadi mengatakan pasokan gas untuk industri Medan akan siap pada 2014. Sehingga, pihaknya meminta agar industri tidak terburu-buru merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain.
“Kan yang saya dengar banyak industri yang mau relokasi. Saya meminta agar menahan dulu, saya sudah katakan kepada Pertagas Niaga agar di-sounding bahwa 2014 gas sudah siap, jadi jangan buru-buru relokasi,” begitu Kata Gunung, di bisnis.com.
Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga  350 km.
“Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari poin A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” Tulis bisni.com.
Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).
“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.
Komitmen dan janji Gunung itu sudah berjalan di Aceh. Kedua perusahaan tersebut juga sudah mulai merekrut Tenaga Kerja lokal. Namun ironisnya implementasi memprioritaskan tenaga local justru sebaliknya, benar kata Gunung mereka  sangat concern terhadap Medan.
Betapa tidak, kedua Perusahaan tersebut disepanjang aliran pemasangan pipa lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar. Padahal menurut data BPS Aceh Utara, angka penganguran di Aceh Utara khususnya, Pada Agustus 2013 tingkat penganguran mencapai 17,97 persen atau 42,431 orang dan angka tersebut merupakan peringkat pertama Kabupaten berpengangguran di Aceh, selain itu angka kemiskinan mencapain 21,34 persen dari jumlah penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, “Apakah ini lumbung gas tidak menjadi concern Pertagas” Kata Juliadi, 14 Februari 2014, dinihari.
Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya: Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujongg Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe, pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.
Lain hal PT Citra Panji Manunggal (PT CPM), telah menutup Rekrutmen tenaga kerja, sesuai dengan Pengumuman yang di tempelkan di Kantor Cunda Lhokseumawe.
Padahal Putra/Putri Aceh Utara dan Lhokseumawe sangat banyak Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun tenaga Skill tidak dapat diandalkan oleh kedua perusahaan tersebut. Persoalan saat ini tidak diopen, hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai buruh kasar harian. “kembali lagi buya krueng teudong-dong buya tamoeng meuraseuki” Kata Ketua FIMA.
Seharusnya kehadiran perusahaan tersebut bisa mengurangi angka pengangguran di Aceh Utara –Lhokseumawe atau daerah lain sepanjang aliran pipa, tapi masyarakat hanya dijadikan sebagai penonton setia.
Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong sangat mengkhawatirkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan kecemburuan sosial yang timbul dikalangan stakeholder eksternal. Mereka khawatir timbulnya konflik baru di Aceh. Apalagi terhadap tenaga kerja luar Aceh dan terhadap kedua perusahaan tersebut.
Seperti yang terjadi di Aceh Timur akibat tidak melibatkan perusahaan local dalam pengadaan alat maupun direkrut menjadi tenaga kerja puluhan mantan anggota GAM yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh dan masyarakat  kabupaten Aceh Timur melakukan aksi demonstrasi ke kantor PT.Citra Panji Manunggal (CPM). Sabtu 1 Februari 2014, lalu. (baca: GAM Demo Kontraktor Pertagas)
“Preman that ka awaknyan, hana meu en lapor –lapor lakukan pekerjaan di daerah ini, (berani sekali mereka seperti preman, nggak men lapor-lapor)” Ujar Nasruddin aktivis dari Forum Rakyat Miskin. Pada aksi ini, acehbaru.com tidak mendapatkan konfirmasi, sehingga Humas perusahaan tersebut “ribut dikolom komentar”, namun setelah dikirim beberapa pertanyaan mereka memilih diam tanpa memberi jawaban. | iha | isb | Foto: Isbahannur |
- See more at: http://www.acehbaru.com/tragis-alih-fungsi-pt-arun-pertagas-lebih-concern-medan-komunitas-lokal-nonton/#sthash.x0zfU7Hz.dpuf

Redaksi: Safrizal
acehbaru.com | Aceh Utara – Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas/NGL) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit/FSRU) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu ditargetkan selesai akhir tahun 2014 ini.
Dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT ARUN tersebut, seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga Kerja terminal penyimpanan Gas yang mencapai 4.000 orang “Luar biasa bukan?”.
PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) di targetkan rampung Desember 2014.
PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.
Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.
Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas “semisal Aceh Timur?”.
“Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” Katanya seperti yang dilansir Okezone.com, Rabu 13 Maret 2013, lalu.
Dalam diskusi Open Access untuk Keberlangsungan Industri Dalam Negeri” di Jakarta itu PT Pertamina Gas (Pertagas) menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia pasokan gas.
Presiden Direktur Pertagas Gunung Sardjono Hadi mengatakan pasokan gas untuk industri Medan akan siap pada 2014. Sehingga, pihaknya meminta agar industri tidak terburu-buru merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain.
“Kan yang saya dengar banyak industri yang mau relokasi. Saya meminta agar menahan dulu, saya sudah katakan kepada Pertagas Niaga agar di-sounding bahwa 2014 gas sudah siap, jadi jangan buru-buru relokasi,” begitu Kata Gunung, di bisnis.com.
Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga  350 km.
“Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari poin A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” Tulis bisni.com.
Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).
“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.
Komitmen dan janji Gunung itu sudah berjalan di Aceh. Kedua perusahaan tersebut juga sudah mulai merekrut Tenaga Kerja lokal. Namun ironisnya implementasi memprioritaskan tenaga local justru sebaliknya, benar kata Gunung mereka  sangat concern terhadap Medan.
Betapa tidak, kedua Perusahaan tersebut disepanjang aliran pemasangan pipa lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar. Padahal menurut data BPS Aceh Utara, angka penganguran di Aceh Utara khususnya, Pada Agustus 2013 tingkat penganguran mencapai 17,97 persen atau 42,431 orang dan angka tersebut merupakan peringkat pertama Kabupaten berpengangguran di Aceh, selain itu angka kemiskinan mencapain 21,34 persen dari jumlah penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, “Apakah ini lumbung gas tidak menjadi concern Pertagas” Kata Juliadi, 14 Februari 2014, dinihari.
Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya: Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujongg Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe, pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.
Lain hal PT Citra Panji Manunggal (PT CPM), telah menutup Rekrutmen tenaga kerja, sesuai dengan Pengumuman yang di tempelkan di Kantor Cunda Lhokseumawe.
Padahal Putra/Putri Aceh Utara dan Lhokseumawe sangat banyak Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun tenaga Skill tidak dapat diandalkan oleh kedua perusahaan tersebut. Persoalan saat ini tidak diopen, hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai buruh kasar harian. “kembali lagi buya krueng teudong-dong buya tamoeng meuraseuki” Kata Ketua FIMA.
Seharusnya kehadiran perusahaan tersebut bisa mengurangi angka pengangguran di Aceh Utara –Lhokseumawe atau daerah lain sepanjang aliran pipa, tapi masyarakat hanya dijadikan sebagai penonton setia.
Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong sangat mengkhawatirkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan kecemburuan sosial yang timbul dikalangan stakeholder eksternal. Mereka khawatir timbulnya konflik baru di Aceh. Apalagi terhadap tenaga kerja luar Aceh dan terhadap kedua perusahaan tersebut.
Seperti yang terjadi di Aceh Timur akibat tidak melibatkan perusahaan local dalam pengadaan alat maupun direkrut menjadi tenaga kerja puluhan mantan anggota GAM yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh dan masyarakat  kabupaten Aceh Timur melakukan aksi demonstrasi ke kantor PT.Citra Panji Manunggal (CPM). Sabtu 1 Februari 2014, lalu. (baca: GAM Demo Kontraktor Pertagas)
“Preman that ka awaknyan, hana meu en lapor –lapor lakukan pekerjaan di daerah ini, (berani sekali mereka seperti preman, nggak men lapor-lapor)” Ujar Nasruddin aktivis dari Forum Rakyat Miskin. Pada aksi ini, acehbaru.com tidak mendapatkan konfirmasi, sehingga Humas perusahaan tersebut “ribut dikolom komentar”, namun setelah dikirim beberapa pertanyaan mereka memilih diam tanpa memberi jawaban. | iha | isb | Foto: Isbahannur |
- See more at: http://www.acehbaru.com/tragis-alih-fungsi-pt-arun-pertagas-lebih-concern-medan-komunitas-lokal-nonton/#sthash.x0zfU7Hz.dpuf

acehbaru.com | Aceh Utara – Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas/NGL) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit/FSRU) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu ditargetkan selesai akhir tahun 2014 ini.
Dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT ARUN tersebut, seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga Kerja terminal penyimpanan Gas yang mencapai 4.000 orang “Luar biasa bukan?”.
PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) di targetkan rampung Desember 2014.
PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.
Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.
Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas “semisal Aceh Timur?”.
“Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” Katanya seperti yang dilansir Okezone.com, Rabu 13 Maret 2013, lalu.
Dalam diskusi Open Access untuk Keberlangsungan Industri Dalam Negeri” di Jakarta itu PT Pertamina Gas (Pertagas) menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia pasokan gas.
Presiden Direktur Pertagas Gunung Sardjono Hadi mengatakan pasokan gas untuk industri Medan akan siap pada 2014. Sehingga, pihaknya meminta agar industri tidak terburu-buru merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain.
“Kan yang saya dengar banyak industri yang mau relokasi. Saya meminta agar menahan dulu, saya sudah katakan kepada Pertagas Niaga agar di-sounding bahwa 2014 gas sudah siap, jadi jangan buru-buru relokasi,” begitu Kata Gunung, di bisnis.com.
Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga  350 km.
“Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari poin A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” Tulis bisni.com.
Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).
“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.
Komitmen dan janji Gunung itu sudah berjalan di Aceh. Kedua perusahaan tersebut juga sudah mulai merekrut Tenaga Kerja lokal. Namun ironisnya implementasi memprioritaskan tenaga local justru sebaliknya, benar kata Gunung mereka  sangat concern terhadap Medan.
Betapa tidak, kedua Perusahaan tersebut disepanjang aliran pemasangan pipa lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar. Padahal menurut data BPS Aceh Utara, angka penganguran di Aceh Utara khususnya, Pada Agustus 2013 tingkat penganguran mencapai 17,97 persen atau 42,431 orang dan angka tersebut merupakan peringkat pertama Kabupaten berpengangguran di Aceh, selain itu angka kemiskinan mencapain 21,34 persen dari jumlah penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, “Apakah ini lumbung gas tidak menjadi concern Pertagas” Kata Juliadi, 14 Februari 2014, dinihari.
Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya: Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujongg Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe, pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.
Lain hal PT Citra Panji Manunggal (PT CPM), telah menutup Rekrutmen tenaga kerja, sesuai dengan Pengumuman yang di tempelkan di Kantor Cunda Lhokseumawe.
Padahal Putra/Putri Aceh Utara dan Lhokseumawe sangat banyak Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun tenaga Skill tidak dapat diandalkan oleh kedua perusahaan tersebut. Persoalan saat ini tidak diopen, hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai buruh kasar harian. “kembali lagi buya krueng teudong-dong buya tamoeng meuraseuki” Kata Ketua FIMA.
Seharusnya kehadiran perusahaan tersebut bisa mengurangi angka pengangguran di Aceh Utara –Lhokseumawe atau daerah lain sepanjang aliran pipa, tapi masyarakat hanya dijadikan sebagai penonton setia.
Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong sangat mengkhawatirkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan kecemburuan sosial yang timbul dikalangan stakeholder eksternal. Mereka khawatir timbulnya konflik baru di Aceh. Apalagi terhadap tenaga kerja luar Aceh dan terhadap kedua perusahaan tersebut.
Seperti yang terjadi di Aceh Timur akibat tidak melibatkan perusahaan local dalam pengadaan alat maupun direkrut menjadi tenaga kerja puluhan mantan anggota GAM yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh dan masyarakat  kabupaten Aceh Timur melakukan aksi demonstrasi ke kantor PT.Citra Panji Manunggal (CPM). Sabtu 1 Februari 2014, lalu. (baca: GAM Demo Kontraktor Pertagas)
“Preman that ka awaknyan, hana meu en lapor –lapor lakukan pekerjaan di daerah ini, (berani sekali mereka seperti preman, nggak men lapor-lapor)” Ujar Nasruddin aktivis dari Forum Rakyat Miskin. Pada aksi ini, acehbaru.com tidak mendapatkan konfirmasi, sehingga Humas perusahaan tersebut “ribut dikolom komentar”, namun setelah dikirim beberapa pertanyaan mereka memilih diam tanpa memberi jawaban. | iha | isb | Foto: Isbahannur |
- See more at: http://www.acehbaru.com/tragis-alih-fungsi-pt-arun-pertagas-lebih-concern-medan-komunitas-lokal-nonton/#sthash.x0zfU7Hz.dpuf
acehbaru.com | Aceh Utara – Perubahan Kilang Gas Alam Cair (Liquified Natural Gas/NGL) menjadi Terminal Gas Terapung (Floating Storage Ragastification Unit/FSRU) telah dilakukan, agenda bisnis terbesar Pertagas (Pertamina Gas) itu ditargetkan selesai akhir tahun 2014 ini.
Dua perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah memenangkan tender proyek terminal gas yang berkapasitas tiga juta ton per tahun di PT ARUN tersebut, seperti biasa gaya khas perusahaan, yang menawarkan beberapa harapan klasik, seperti dikatakan beberapa sumber, sekitar 4000 tenaga kerja nantinya akan direkrut. Itu belum termasuk untuk tenaga Kerja terminal penyimpanan Gas yang mencapai 4.000 orang “Luar biasa bukan?”.
PT Rekayasa Industri sebagai Kontraktor pengadaan kompresor, dan Engineering Procurement Construction (EPC) untuk Proyek senilai US$ 80 juta tersebut telah dimulai sejak Maret dan diperkirakan akan tuntas pada September 2014. Demikian juga dengan proyek pemasangan pipa rental yang dikerjakan oleh PT Citra Panji Manunggal (PT CPM) di targetkan rampung Desember 2014.
PT CPM merupakan salah satu perusahaan pemenang tender pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan Medan, perusaan itu berkantor di Cunda kota Lhokseumawe.
Direktur Utama Pertagas Gunung Sardjono Hadi, mengatakan pemasangan Proyek Pipa Transmisi Gas sepanjang 340 kilometer dari kilang Gas PT ARUN, Lhokseumawe – Belawan menjadi prioritas, anak pertamina (Pertagas) sangat perhatian terhadap kebutuhan gas di Medan, Sumatera Utara.
Mereka sangat khawatir dan menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia gas “semisal Aceh Timur?”.
“Karena kami concern sekali terhadap supply gas yang sudah menurun terus di Sumatera Utara, jadi ini yang kita prioritaskan lah. Kita selesaikan secara cepat, makanya saya berharap, supaya jangan relokasi dulu di Sumatera Utara, tolong di-sounding dulu, nanti di 2014 gas sudah siap,” Katanya seperti yang dilansir Okezone.com, Rabu 13 Maret 2013, lalu.
Dalam diskusi Open Access untuk Keberlangsungan Industri Dalam Negeri” di Jakarta itu PT Pertamina Gas (Pertagas) menghimbau agar industri di Medan, Sumatera Utara tidak merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain yang tersedia pasokan gas.
Presiden Direktur Pertagas Gunung Sardjono Hadi mengatakan pasokan gas untuk industri Medan akan siap pada 2014. Sehingga, pihaknya meminta agar industri tidak terburu-buru merelokasi kegiatan operasionalnya ke wilayah lain.
“Kan yang saya dengar banyak industri yang mau relokasi. Saya meminta agar menahan dulu, saya sudah katakan kepada Pertagas Niaga agar di-sounding bahwa 2014 gas sudah siap, jadi jangan buru-buru relokasi,” begitu Kata Gunung, di bisnis.com.
Adapun investasi yang dikeluarkan Pertagas untuk pembangunan pipa ini sebesar US$500 juta. Awalnya, investasi yang dikeluarkan sekitar US$400 juta, namun lantaran panjang pipa bertambah, investasi pun bertambah. Sebelumnya panjang pipa yang direncanakan sepanjang 270 km, kemudian diperpanjang hingga  350 km.
“Dulu hanya dari SLSA ke pangkalan batu. SLSA itu titik point di Arun. Padahal dulu kita berpikir dari poin A ke SLSA kita pakai DJKN atau pipa hulu yang bisa kita sewa, ternyata kondisi pipa tidak memungkinkan,” Tulis bisni.com.
Kemudian, berdasarkan rapat dengan Kementerian BUMN, pihaknya diminta untuk mnembangun pipa baru, yang menggunakan right of way (ROW) dedicated hulu. Kapasitas pipa dari Arun-Belawan yang berdiameter 24 inchi adalah 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Nantinya, sebanyak 80 Mmscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan).
“Sementara sisanya sekitar 110 Mmscfd-120 MMscfd akan kami alirkan untuk industri di Medan, kami siap alirkan untuk industri,” kata Gunung.
Komitmen dan janji Gunung itu sudah berjalan di Aceh. Kedua perusahaan tersebut juga sudah mulai merekrut Tenaga Kerja lokal. Namun ironisnya implementasi memprioritaskan tenaga local justru sebaliknya, benar kata Gunung mereka  sangat concern terhadap Medan.
Betapa tidak, kedua Perusahaan tersebut disepanjang aliran pemasangan pipa lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar. Padahal menurut data BPS Aceh Utara, angka penganguran di Aceh Utara khususnya, Pada Agustus 2013 tingkat penganguran mencapai 17,97 persen atau 42,431 orang dan angka tersebut merupakan peringkat pertama Kabupaten berpengangguran di Aceh, selain itu angka kemiskinan mencapain 21,34 persen dari jumlah penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, “Apakah ini lumbung gas tidak menjadi concern Pertagas” Kata Juliadi, 14 Februari 2014, dinihari.
Meskipun PT Rekayasa Industri telah membentuk Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) oleh beberapa desa binaan diantaranya: Desa Meuria Paloh, Paloh Dayah, Paloh Punti, Cot Trieng, Padang Sakti, Loskala, Blang Pulo, Batuphat Timur, Batuphat Barat, Ujongg Pacu, Ujong Blang, Blang Naleung Mameh dan disetujui oleh Muspika setempat. Namun kehadiran Forum Tenaga Kerja (FORNAKER) belum bisa menjadi tempat menaruh harapan masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe, pasalnya, PT rekayasa Industri tidak memberikan mandat sepenuhnya kepada FORNAKER.
Lain hal PT Citra Panji Manunggal (PT CPM), telah menutup Rekrutmen tenaga kerja, sesuai dengan Pengumuman yang di tempelkan di Kantor Cunda Lhokseumawe.
Padahal Putra/Putri Aceh Utara dan Lhokseumawe sangat banyak Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun tenaga Skill tidak dapat diandalkan oleh kedua perusahaan tersebut. Persoalan saat ini tidak diopen, hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai buruh kasar harian. “kembali lagi buya krueng teudong-dong buya tamoeng meuraseuki” Kata Ketua FIMA.
Seharusnya kehadiran perusahaan tersebut bisa mengurangi angka pengangguran di Aceh Utara –Lhokseumawe atau daerah lain sepanjang aliran pipa, tapi masyarakat hanya dijadikan sebagai penonton setia.
Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong sangat mengkhawatirkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan kecemburuan sosial yang timbul dikalangan stakeholder eksternal. Mereka khawatir timbulnya konflik baru di Aceh. Apalagi terhadap tenaga kerja luar Aceh dan terhadap kedua perusahaan tersebut.
Seperti yang terjadi di Aceh Timur akibat tidak melibatkan perusahaan local dalam pengadaan alat maupun direkrut menjadi tenaga kerja puluhan mantan anggota GAM yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh dan masyarakat  kabupaten Aceh Timur melakukan aksi demonstrasi ke kantor PT.Citra Panji Manunggal (CPM). Sabtu 1 Februari 2014, lalu. (baca: GAM Demo Kontraktor Pertagas)
“Preman that ka awaknyan, hana meu en lapor –lapor lakukan pekerjaan di daerah ini, (berani sekali mereka seperti preman, nggak men lapor-lapor)” Ujar Nasruddin aktivis dari Forum Rakyat Miskin. Pada aksi ini, acehbaru.com tidak mendapatkan konfirmasi, sehingga Humas perusahaan tersebut “ribut dikolom komentar”, namun setelah dikirim beberapa pertanyaan mereka memilih diam tanpa memberi jawaban. | iha | isb | Foto: Isbahannur |
- See more at: http://www.acehbaru.com/tragis-alih-fungsi-pt-arun-pertagas-lebih-concern-medan-komunitas-lokal-nonton/#sthash.x0zfU7Hz.dpuf
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg





Diberdayakan oleh Blogger.