MAKLUMAT BERSAMA
Aliansi Mahasiswa dan
Masyarakat (AMM) se-Putaran ExxonMobil
Aceh Utara, Aceh, 11 Desember 2013
Disadari atau tidak bahwa julukan Kota
Petro Dollar di daerah kita (Lhokseumawe dan Aceh Utara) telah berubah
menjadi Kota Petro Kemiskinan dan pengangguran, Padahal, puluhan tahun
lalu, Aceh Utara dikenal sebagai daerah penghasil Minyak dan Gas (Migas) di
Aceh. Namun, apa yang diperoleh masyarakat yang masih hidup dibawah garis
kemiskinan dengan kondisi rumah tidak layak huni. Begitu juga banyak dijumpai
penganguran akibat minimnya lapangan kerja yang dibuka oleh Pemerintah dan
pabrik vital di Aceh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Aceh mengklaim jumlah pengangguran tertinggi di Aceh ada di Kabupaten Aceh
Utara, pada Agustus 2013 tingkat pengangguran mencapai 17,97 persen atau 42,431
orang dan angka tersebut mendominasi peringkat pertama kabupaten yang jumlah penganggurannya
terbanyak, (acehterkini.com, 06/11/2013).
Selain itu angka kemiskinan di Aceh Utara mencapai 21,34 persen dari jumlah
penduduk Aceh Utara, 591.444 jiwa, (rakyataceh.com,
23/03/2013).
Eksploitasi sumber daya alam Aceh oleh
Exxon Mobil
Sementara Kehadiran Exxon Mobil sejak
tahun 1968 di Aceh Utara ternyata hanya melahirkan ketimpangan ekonomi dan
sosial, Meski pun perusahaan ini dapat mengeksploitasi gas alam hingga mencapai 3,4 juta ton per tahunnya atau
283,333 ton per bulan atau 9,444 ton per hari atau 393 ton perjamnya,
tetapi realitas ekonomi penduduk di sekitar perusahaan milik Kapitalisme yang
bermarkas di Amerika Serikat (AS) tersebut hanya melahirkan kecemburuan sosial.
Buktinya sampai saat ini perusahaan asing itu tidak bertanggung
jawab di Aceh terutama terhadap pendidikan dan lingkungan, seperti jalan dari
Cluster IV sampai ke Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Paya Bakong serta
Kecamatan Cot Girek tidak pernah di
aspal, selain itu Program Corporate Social Responsibility (CSR) juga tidak
jelas dan transparan dalam realisasinya.
Untuk diketahui bahwa Pada tahun 2018 mendatang ExxonMobil ditargetkan
akan mengakhiri kontraknya di Aceh setelah 50 tahun mengeruk keuntungan di bumi
Serambi Mekkah dengan konsep imprealisme (penjajahan) ekonomi yang berpedoman
pada system kapitalisme (pemilik modal). Namun apa yang telah masyarakat peroleh? Dari hasil ekploitasi Minyak dan
Gas (Migas) di Bumi Aceh? tidak ada yang bisa dibanggakan apalagi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mengangkat martabat rakyat Aceh dengan adanya Pabrik Vital
tersebut!
Oleh karena itu kami atas nama Aliansi
Mahasiswa dan Masyarakat (AMM) seputaran ExxonMobil Kabupaten Aceh Utara Provinsi
Aceh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tergabung dalam Forum Interaksi
Mahasiswa Paya Bakong (FIMA PAYA BAKONG), Lumbung Informasi Mahasiswa Matang
Kuli (LIMA), Forum Mahasiswa Pirak Timu (FOMA-PT), Ikatan Mahasiswa Tanah Luas
(IMATA), serta Ikatan Mahasiswa Nibong (IMN) menyatakan sikap :
- Menuntut ExxonMobil untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan:
- Perbaikan jalan dari Cluster I s/d Cluster IV .
- Pengaspalan jalan dari Cluster IV sampai ke Kecamatan Matang Kuli, Paya Bakong, Pirak Timu dan Kecamatan Cot Girek Kabupaten Aceh Utara.
- Normalisasi saluran pembuang milik ExxonMobil demi untuk kelancaran lahan pertanian masyarakat dan untuk mencegah terjadinya banjir.
- Menuntut ExxonMobil untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial masyarakat:
- Berikan rumah layak huni untuk masyarakat miskin seputaran ExxonMobil.
- Berikan bantuan sosial terhadap masyarakat seputaran ExxonMobil secara transparan.
- Menuntut ExxonMobil untuk peduli terhadap Pendidikan:
- Salurkan beasiswa khusus untuk mahasiswa/i, siswa/i seputaran ExxonMobil secara transparan.
Apabila tuntutan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat (AMM) seputaran ExxonMobil tersebut tidak
disikapi dengan serius, maka tidak tertutup kemungkinan demonstrasi ini akan
berlanjut sampai dengan tuntutan kami dipenuhi.
Hormat Kami
Forum
Interaksi Mahasiswa Paya Bakong (FIMA PAYA BAKONG)
Lumbung Informasi Mahasiswa
Matang Kuli (LIMA)
Forum Mahasiswa Pirak Timu (FOMA-PT)
Ikatan Mahasiswa
Tanah Luas (IMATA)
Ikatan Mahasiswa Nibong (IMN)