Lokasi proyek tempat kejadian perkara penembakan dan penculikan di Aceh Utara. @Zulkifli Anwar/atjehpost.co |
DPRK Aceh Utara meminta kepolisian mengusut
tuntas kasus penculikan terhadap rekanan pelaksana proyek bendung
irigasi di Kecamatan Paya Bakong. Pasalnya, kasus itu berpotensi
menghambat pembangunan yang pada akhirnya merugikan rakyat.
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu
agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata
Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat
dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan
berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai
melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong.
“Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar
Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau
kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman
sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA)
Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini
termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak
kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian
terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat
menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini
sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan
keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di
Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang
membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan
kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan
dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar
Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara,
merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus
penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu
tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih,
sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah
terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik
Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
Sumber: atjehpost.com
DPRK
Aceh Utara meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penculikan terhadap
rekanan pelaksana proyek bendung irigasi di Kecamatan Paya Bakong.
Pasalnya, kasus itu berpotensi menghambat pembangunan yang pada akhirnya
merugikan rakyat.
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
DPRK
Aceh Utara meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penculikan terhadap
rekanan pelaksana proyek bendung irigasi di Kecamatan Paya Bakong.
Pasalnya, kasus itu berpotensi menghambat pembangunan yang pada akhirnya
merugikan rakyat.
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
DPRK
Aceh Utara meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penculikan terhadap
rekanan pelaksana proyek bendung irigasi di Kecamatan Paya Bakong.
Pasalnya, kasus itu berpotensi menghambat pembangunan yang pada akhirnya
merugikan rakyat.
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
DPRK
Aceh Utara meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penculikan terhadap
rekanan pelaksana proyek bendung irigasi di Kecamatan Paya Bakong.
Pasalnya, kasus itu berpotensi menghambat pembangunan yang pada akhirnya
merugikan rakyat.
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf
“Harapan kita, aparat berwenang mengusut tuntas kasus penculikan itu agar ke depan tidak terjadi lagi kasus yang merugikan masyarakat,” kata Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRK Aceh Utara Samsuddin JS, saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 21 Januari 2015, sore.
Politisi Partai Aceh ini mengatakan, pembangunan daerah tidak akan berjalan maksimal jika terjadi gangguan keamanan, apalagi sampai melibatkan kawanan bersenjata api seperti di Kecamatan Paya Bakong. “Akibat ulah sekelompok orang merugikan masyarakat banyak,” ujar Samsuddin JS.
“Kita ingin semua komponen, baik aparat keamanan, rekanan atau kontraktor maupun masyarakat agar sama-sama menjaga situasi yang aman sehingga tidak mengganggu proses pembangunan,” kata dia lagi.
Pernyataan sama disampaikan aktivis Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Safrizal secara terpisah. Kata dia, Paya Bakong kini termasuk daerah rawan lantaran sudah beberapa kali terjadi tindak kejahatan.
“Masyarakat Paya Bakong hari ini sudah resah, apalagi kejadian terakhir itu (penculikan), pelakunya pakai senjata api, masyarakat menjadi ketakutan. Maka kita minta kepolisian mengungkap kasus ini sampai tuntas, siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Safrizal.
Samsuddin dan Safrizal berharap kepolisian juga memberikan jaminan keamanan agar pihak rekanan dapat melanjutkan proyek bendung irigasi di Gampong Seuneubok Aceh, Paya Bakong, sampai tuntas.
“Jika proyek itu terhenti tentu akan merugikan masyarakat petani yang membutuhkan air untuk menanam padi. Rekanan harus melanjutkan kewajibannya menyelesaikan proyek itu, koordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat setempat untuk menjaga kegiatan pembangunan,” ujar Samsuddin.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, merasa sedih lantaran pembangunan bendung irigasi terhenti akibat kasus penculikan terhadap pihak rekanan pelaksana proyek itu. Jika proyek itu tidak dilanjutkan hingga tuntas maka akan merugikan petani.
“Saya lihat dari tadi malam dan tadi pagi, masyarakat mulai sedih, sebab beredar isu proyek itu tidak akan dilanjutkan lagi karena telah terjadi penculikan terhadap pihak rekanan,” ujar Pelaksana Tugas Geuchik Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Abdul Manaf.
- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/19570/Dewan-Usut-Tuntas-Kasus-Penculikan-yang-Merugikan-Rakyat#sthash.tLy1qBgT.dpuf