Presiden Jokowi didampingi Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menekan sirine peresmian dimualinya pembangunan Bendungan Krueng Keureuto, Aceh Utara, Senin 9 Maret 2015. (VIVA.co.id/Zulfikar Husein) |
Paya Bakong - Proyek bendungan Krueng Keureuto di Aceh Utara, Provinsi Aceh, sudah
diresmikan Senin kemarin oleh Presiden Joko Widodo. Namun proyek Rp1,7
triliun itu dipandang masih bermasalah, karena dianggap ada sejumlah
lahan tanah yang belum dibebaskan oleh pemerintah.
“Harapan kami, pemerintah serius membangun bendungan atau waduk
tersebut. Pembebasan lahan yang belum diganti rugi segera dilakukan agar
bisa segera dibangun, jangan sampai setelah diresmikan kemudian
terbengkalai begitu saja,” ujar Rajuli, Ketua Forum Interaksi Mahasiswa
(FIMA) Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, kepada VIVA.co.id, Selasa 10 Maret 2105.
Rajuli melanjutkan, kekhawatiran itu muncul karena sempat beberapa kali terdengar bahwa pembangunan bendungan senilai Rp1,7 triliun itu sebenarnya akan dimulai pada tahun 2014 lalu. Namun, baru tahun ini direalisasikan pembangunannya.
Cegah banjir
Rajuli melanjutkan, kekhawatiran itu muncul karena sempat beberapa kali terdengar bahwa pembangunan bendungan senilai Rp1,7 triliun itu sebenarnya akan dimulai pada tahun 2014 lalu. Namun, baru tahun ini direalisasikan pembangunannya.
Cegah banjir
Bendungan ini akan menjadi bendungan kedua terbesar di Sumatera
setelah bendungan Batu tegi di Lampung. Bagi warga di seputaran
bendungan, pembangunan ini dirasakan bakal menghdirkan banyak manfaat,
di antaranya dapat mencegah banjir yang selama ini melanda kawasan
tersebut.
“Daerah kami, Kecamatan Paya Bakong, Pirak Timu, Matangkuli hingga Lhoksukon, itu kawasan rutin dilanda banjir tiap tahun, dengan adanya waduk ini nantinya mungkin bisa mencegah banjir. Apabila hujan airnya tidak lagi langsung ke sungai, tapi akan ditampung di waduk itu,” kata Rajuli.
Selain itu kata Rajuli, ia berharap salah satu manfaat bendungan Krueng Keurueto adalah dapat mengairi sawah petani. Selama ini kata dia, sejumlah kecamatan di Aceh Utara seperti Pirak Timu itu tidak ada irigasi, sawahpun tidak produktif jika musim kemarau.
“Daerah kami, Kecamatan Paya Bakong, Pirak Timu, Matangkuli hingga Lhoksukon, itu kawasan rutin dilanda banjir tiap tahun, dengan adanya waduk ini nantinya mungkin bisa mencegah banjir. Apabila hujan airnya tidak lagi langsung ke sungai, tapi akan ditampung di waduk itu,” kata Rajuli.
Selain itu kata Rajuli, ia berharap salah satu manfaat bendungan Krueng Keurueto adalah dapat mengairi sawah petani. Selama ini kata dia, sejumlah kecamatan di Aceh Utara seperti Pirak Timu itu tidak ada irigasi, sawahpun tidak produktif jika musim kemarau.
Sumber: viva.co.id